Soon Geum mengaku menyukai Gun Woo.
"Aku menyukaimu?"
Gun Woo terperangah.
"Apa kau mabuk? Wajahmu sangat merah? tanyanya tak percaya.
"Mengapa kau membenciku? Aku sangat menyukaimu. Apa karena aku seorang pembantu? Apa karena aku pembantu di rumah ini?" tanya Soon Geum balik.
Young Hee berjalan mondar-mandir
dengan gelisah di luar rumah. Perasaanya sedang galau. Pandangannya
tertuju pada rumah keluarga Kang.
Gun Woo duduk di anak tangga. Ia menyuruh Soon Geum mendekat dan duduk disebelahnya. Soon Geum menuruti perintahnya.
Soon Geum duduk di sebelah Gun Woo dengan tersenyum malu.
"Karena Ahjumma membantuku sekali, aku mengatakan ini padamu. Kau tahu arti dari 'tahu tempatmu sendiri', kan?"
Soon Geum menggeleng tak tahu.
Gun Woo mengibaratkan Soon Geum dengan sebuah pepatah Korea 'Eon Gam Saeng Shim'. Kurang lebih artinya 'Beraninya kau memilik pikiran seperti ini?' Awalanya Soon Geum tak paham. Namun akhirnya mengerti juga. Gun Woo mengelus rambut Soon Geum. Lalu mengeluh.
"Kenapa aku harus repot-repot memberitahumu," ucapnya lalu hendak bangun, Soon Geum menahannya.
Gun Woo mengibaratkan Soon Geum dengan sebuah pepatah Korea 'Eon Gam Saeng Shim'. Kurang lebih artinya 'Beraninya kau memilik pikiran seperti ini?' Awalanya Soon Geum tak paham. Namun akhirnya mengerti juga. Gun Woo mengelus rambut Soon Geum. Lalu mengeluh.
"Kenapa aku harus repot-repot memberitahumu," ucapnya lalu hendak bangun, Soon Geum menahannya.
"Dalam hal apa kau lebih baik dariku?"
Gun
Woo meminta Soon Geum menyebutkan sesuatu yang bisa membuat mereka
terlihat sederajat. Uang? Keluarga?. Gun Woo menolak semuanya. Bahkan
pendidikan, pekerjaan dan pendapatan mereka sama sekali berbeda. Soon
Geum berpendapat mereka seperti pasangan yang tengah kencan buta dan
bertanya mengenai kualifikasi masing-masing. Soon Geum bahkan berpikir
mengenai pernikahan. Gun Woo langsung pergi.
Gun Woo menghubungi Young Hee,
memintanya datang ke rumahnya. Gun Woo tampak sumringah mengatakan bahwa
seorang wanita baru saja membuat pengakuan menyukainya.
"Wanita yang mana? Apa Yoon Shi Ah?" tanya Young Hee. Gun Woo mengangguk.
"Kau menghubungiku malam-malam hanya untuk pamer padaku?" sungut Young Hee.
Young Hee menyuruh Gun Woo menggelar matras. Dengan gerakan kilat ia memiting tubuh Gun Woo dan menjatuhkannya ke matras.
"Sebenarnya
gadis mana yang mengatakan menyukaimu? Apa kau menyukainya
juga?" tuntut Young Hee tak percaya dengan ucapan Gun Woo. Young Hee
dapat menebak gadis yang bicarakan Gun Woo adalah Soon Geum.
"Tidak," jawab Gun Woo.
"Lalu mengapa kau terlihat senang?"
"Karena
aku menyukai orang-orang. Tak peduli siapa mereka. Ketika aku gemuk,
aku tak mengeti apa rasanya cinta tak berbalas. Aku juga ingin tahu
cinta tak berbalas seperti apa rasanya. Aku tak pernah mengalami ini
sebelumnya."
"Lalu bagaimana denganku?" Young Hee ikut merebahkan diri ke matras.
Young
Hee mendatangi Soon Geum yang tengah mengolesi sesame oil ke nori.
Young Hee memasangkan earphone MP3 ke telinga Soon Geum. Soon Geum
menolak. Lalu Young Hee menawarkan diri untuk membantu. Soon Geum tak
mau Young Hee merecokinya. Ia mengusir Young Hee pergi bahkan membuat
Young Hee terjatuh. Soon Geum malah tertawa geli.
Young Hee mengajak Soon Geum
pergi kencan ke bioskop. Lagi-lagi Soon Geum menolak. Ia tipe orang yang
mudah tidur ketika menonton. Begitu duduk di kursi bioskop, Soon Geum
pasti langsung jatuh tertidur. Hanya akan membuang-buang uang saja.
"Apa kau pernah pergi kencan sebelumnya?" tanya Young Hee.
Soon Geum tak menjawab. Ia menyuruh Young Hee pergi.
"Apa kau pernah pergi kencan sebelumnya?" tanya Young Hee.
Soon Geum tak menjawab. Ia menyuruh Young Hee pergi.
Soon Geum bertanya apa Gun Woo sudah
tidur. Young Hee cemburu. Tanpa sepengetahuan Soon Geum, Young Hee
mengambil selembar nori dan membakarnya di atas kompor. Soon Geum kesal.
Mengancam akan memukul jika Young Hee tak pergi. Mau tak mau Young Hee
akhirnya pergi.
Setelah Young Hee pergi, Soon Geum mendengarkan MP3 yang ditinggalkan Young Hee.
Soon Geum memboyong Shi Ah dan Ji Min
ke apartment baru mereka. Shi Ah sangat senang akhirnya mereka dapat
tinggal di rumah yang layak.
Gun
Woo termenung di ruang perpustakaan sambil memandangi surat-surat
kiriman dari nenek Choon Jak saat dirinya bersekolah di Amerika. Gun Woo
belum tahu surat-surat itu ditulis oleh Soon Geum.
Shi Ah menyarankan Soon Geum membeli
perabotan yang sesuai untuk mengisi apartment mereka yang masih kosong.
Soon Geum membisu. Shi Ah buru-buru bilang hanya bergurau. Ia mengerti
kondisi keuangan Soon Geum. Tinggal di apartment mewah saja sudah
membuatnya bersyukur. Soon Geum berjanji akan secepatnya membeli
perabotan rumah. Tentu saja Shi Ah tak percaya Soon Geum punya banyak
uang.
Gun Woo menghubungi Soon Geum
dan mengajaknya mencari nenek Choon Jak. Soon Geum jelas terkejut. Nenek
Choon Jak tentu saja akan mengenalinya.
Soon Geum bergegas pulang untuk
mengambil baju milik 'Yoon Shi Ah'. Ia berjalan mengendap-endap karena
tak mau orang rumah mengetahui keberadaanya. Suami istri Kang sedang
makan bersama. Soon Geum mengambil bajunya di lemari wadrobe milik
Nyonya Kang. San yang ada di lantai atas memergokinya. Ia memanggil
namanya dan tak sengaja menjatuhkan bonekanya. Nyonya Kang mendengar
suara San. Soon Geum segera bersembunyi. Nyonya Kang berkata pada San
bahwa Ahjumma sedang libur. Begitu Nyonya Kang pergi, Soon Geum
mengambil boneka San yang terjatuh dan melemparnya pada San.
Soon Geum menempelkan jari
telunjukknya agar San tak bersuara. San mengerti. Soon Geum melambaikan
tangan. San membalasnya dengan tersenyum lucu.
Soon Geum berlarian ke coffee shop tempatnya membuat janji dengan Gun Woo. Dia berdandan sebagai Yoon Shi Ah. Disana Gun Woo sudah duduk menunggunya dengan 2 gelas kopi. Soon Geum mendekat dengan nafas terengah-engah. Gun Woo menyodorkan gelas kopi untuknya. Gun Woo mendekat lalu menempelkan koyo ke belakang telinga Soon Geum. Berdekatan dengan Gun Woo membuat Soon Geum grogi.
Gun Woo mengajak Soon Geum mencari
nenek Choon Jak ke kampung halaman nenek di Pulau Jang Bong. Mereka
harus naik kapal kesana. Perjalanan ditempuh selama 40 menit. Jadi bisa
pulang pergi. Soon Geum merasa tak nyaman.
"Aku ingin segera membawa nenek pulang," ucap Gun Woo diatas kapal.
Soon Geum membisu. Ia sangat gelisah.
Nyonya Kang menghadiahi lukisan
untuk Tuan Hwang. Ia sendiri yang mengantar lukisan itu ke kediaman
Keluarga Hwang. Di rumah hanya ada Joo Won. Mereka mengobrol sejenak.
Dari Joo Won, Nyonya Kang tahu bahwa suaminya pernah meminjam uang dari
Tuan Hwang. Joo Won berkata jika ayahnya orang paling kaya di kawasan
1st Street. Nyonya Kang jelas terkejut, tak menyangka Tuan Hwang sekaya
itu.
Sesampainya Gun Woo dan Soon Geum di
Pulau Jang Bong, mereka tak mendapati nenek di rumahnya. Rumah nenek
Choon Jak tampak lengang. Soon Geum tampak letih. Seorang kakek tua
mendatangi mereka. Ia adalah Kepala Desa disana. Kepala Desa menawarkan
diri membantu mencari keberadaan nenek. Para nelayan sedang mencari
kerang di dekat dermaga. Soon Geum semakin lemas.
Mereka
harus naik kapal lagi ke dermaga. Soon Geum mulai mabuk laut. Ia merasa
mual dan kepalanya pening. Tapi berusaha menahan agar tak muntah. Gun
Woo memandangnya dengan cemas. Tak dapat menahan lagi, akhirnya Soon
Geum muntah. Gun Woo menepuk-nepuk punggungnya.
Soon
Geum lemas setelah memuntahkan isi perutnya. Gun Woo membaringkan
kepala Soon Geum di bahunya. Soon Geum merasa sedikit nyaman. Tiba-tiba
ia muntah lagi.
Gun Woo kembali menyandarkan Soon Geum
di bahunya. Dermaga mulai terlihat. Gun Woo membangunkan Soon Geum.
Soon Geum tersenyum lega.
Mencari nenek bukan pekerjaan mudah.
Pasalnya banyak sekali Ahjumma yang tengah mencari kerang disana.
Artinya mereka harus berusaha ekstra keras untuk mencari nenek dengan
mendatangi mereka satu persatu. Gun Woo menghampiri Kepala Desa karena
belum berhasil menemukan nenek. Kepala Desa baru mengaku jika ia melihat
nenek beberapa hari yang lalu. Ia juga tak yakin nenek ada di dermaga.
Gun Woo marah. Soon Geum menenangkannya.
Kepala Desa meminta mereka membantunya mencari kerang. Ia pergi mengambil sekop.
"Kang Gun Woo-sshi, apa yang akan kau lakukan setelah kau menemukan nenek? Apa yang akan terjadi dengan Ahjumma di rumahmu?" tanya Soon Geum.
"Dia sudah bilang akan pergi setelah nenek kembali," jawab Gun Woo mengingat janji Soon Geum.
Soon Geum terdiam. Gun Woo meminta maaf karena telah menyusahkan Soon Geum dalam upayanya mencari nenek.
"Nenek akan segera ditemukan. Aku juga menyukainya," seru Soon Geum.
Gun Woo tersenyum. Ia memeriksa koyo di belakang telinga Soon Geum.
"Ketika kita kembali, mungkin giliranku yang mabuk laut. Aku tak mau kau menderita," ucap Gun Woo.
Kepala Desa datang membawa kerang. Ia menyuapi kerang mentah itu pada Soon Geum dan Gun Woo (euw, paling gak suka makanan mentah).
Kepala Desa meminta mereka membantunya mencari kerang. Ia pergi mengambil sekop.
"Kang Gun Woo-sshi, apa yang akan kau lakukan setelah kau menemukan nenek? Apa yang akan terjadi dengan Ahjumma di rumahmu?" tanya Soon Geum.
"Dia sudah bilang akan pergi setelah nenek kembali," jawab Gun Woo mengingat janji Soon Geum.
Soon Geum terdiam. Gun Woo meminta maaf karena telah menyusahkan Soon Geum dalam upayanya mencari nenek.
"Nenek akan segera ditemukan. Aku juga menyukainya," seru Soon Geum.
Gun Woo tersenyum. Ia memeriksa koyo di belakang telinga Soon Geum.
"Ketika kita kembali, mungkin giliranku yang mabuk laut. Aku tak mau kau menderita," ucap Gun Woo.
Kepala Desa datang membawa kerang. Ia menyuapi kerang mentah itu pada Soon Geum dan Gun Woo (euw, paling gak suka makanan mentah).
Mereka
mulai mencari nenek lagi. Bahkan sampai berlumuran lumpur. Akhirnya
pencarian mereka membuahkan hasil. Nenek Choon Jak berhasil ditemukan.
Gun Woo sangat gembira. Begitu juga
dengan nenek. Soon Geum tersenyum di belakang Gun Woo. Nenek melihat
Soon Geum dengan pandangan sebal
"Siapa wanita gila ini?"
(nenek nih aneh ya? dia langsung mengenali Gun Woo yang sekarang kurus, tapi gak kenal Soon Geum hanya karena make-up).
"Nenek, jangan bicara sembarangan," sahut Gun Woo.
Nenek tak menghiraukan Soon Geum.
Bahkan ketika Soon Geum menyapanya. Nenek bangkit lalu memeluk Gun Woo.
Gun Woo membalas pelukan neneknya dengan penuh kerinduan.
Nenek benar-benar tak menyukai
keberadaan Soon Geum. Diam-diam memelototi Soon Geum ketika memeluk Gun
Woo. Ia juga segera menarik Gun Woo menjauh. Soon Geum pasrah.
Gun Woo mengganti celanya yang kotor
terkena lumpur dengan memakai celana milik nenek. Nenek membuatkan sup
dan memanggang kerang untuk makan malam mereka bertiga.
Soon
Geum juga berganti pakaian. Setelah itu membersihkan riasannya. Soon
Geum panik saat riasannya di hapus. Ia kembali menjadi 'Noh Soon Geum'.
Di luar Gun Woo memanggilnya. Soon Geum gugup. Ia kembali memoles
wajahnya agar kembali menjadi Shi Ah.
Soon
Geum keluar. Ia memutuskan kembali mengenakan baju 'Yoon Shi Ah'. Nenek
semakin tak menyukainya. Nenek menyindir Soon Geum karena mengira Soon
Geum gengsi mengenakan baju miliknya. Ia menilai Soon Geum takut
terlihat jelek di mata Gun Woo.
"Apa kau akan mengenakan baju itu untuk tidur?"
Soon Geum terperanjat. "Apa kita akan menginap disini?"
Gun Woo berkata mereka akan kembali hari itu juga. Nenek menyahut apa mereka akan berenang. Kapal sudah berhenti berlayar.
Gun Woo pergi mengambil sumpit. Kesempatan ini digunakan nenek untuk mencecar Soon Geum.
"Kau
sedang berakting atau mencoba berpura-pura malu? Aku dapat melihat kau
bukan tipe pekerja keras dan hanya mencari seorang pria baik-baik. Aku
bisa langsung tahu dari baju yang kau kenakan. Apa kau akan sakit jika
memakai bajuku? Memakai pakaian berlebihan dan melukis dirimu sendiri
dengan make-up tebal. Kau pasti berusaha keras di depan Gun Woo.
Sebenarnya apa yang kau inginkan dari Tuan Mudaku?"
Soon Geum tak sempat menjawab karena Gun Woo mendadak muncul.
Nenek
mengajak Gun Woo dan Soon Geum bermain kartu. Soon Geum mulai merasa
tak nyaman dengan bajunya. Ia sibuk menutupi kakinya karena roknya
terlalu pendek. Gun Woo melepas jaketnya dan menyerahkannya pada Soon
Geum.
"Apa dia berkata dia kedinginan?" tanya nenek tajam.
Soon Geum mendorong jaket Gun Woo menjauh.
"Nona, apa kau bisa bermain Go Stop?"
"Ya, aku belajar selama SMA. Setelah lulus SMA, aku sangat mahir," jawab Soon Geum.
Nenek
mengeluarkan uang recehan untuk taruhan. Gun Woo ikut bergabung dengan
2.000 won. Sedangkan Soon Geum mengeluarkan selembar 50.000 won.
Taruhannya terlalu besar sampai Gun Woo dan nenek saling pandang.
Tak hanya uang yang dijadikan taruhan.
Nenek mengusulkan taruhan gila dengan menanggalkan pakaian satu persatu
bagi yang kalah. Soon Geum ketakutan. Gun Woo terlihat malu.
"Jangan pura-pura. Apa aku yang senang? Bukankah Tuan Muda orang yang akan senang?" sindir nenek.
Soon
Geum memulai permainan. Soon Geum punya kebiasaan unik. Sebelum memilih
kartu, ia menempelkan jari telunjuknya dulu ke hidung. Nenek tertegun.
Ia juga mempunyai kebiasaan yang sama seperti Soon Geum saat bermain Go
Stop.
Soon Geum memenangkan
permainan. Nenek penasaran dan bertanya siapa yang mengajari Soon Geum
bermain Go Stop. Soon Geum menjawab ayahnya yang telah mengajarinya.
Diam-diam nenek menghampiri Soon Geum
yang tengah minum di dapur. Nenek melampiaskan ketidaksukaannya pada
Soon Geum dengan menarik rambut Soon Geum. Rambut palsu Soon Geum
langsung terlepas. Nenek syok. Begitu juga dengan Soon Geum. Nenek
mengambil lap lalu menghapus make-up Soon Geum.
"Kau...kau...Tak
mungkin. Mengapa kau berbohong? Apa yang kau inginkan? Uang? Kenapa?
Untuk apa?" Nenek langsung mengenali Soon Geum.
"Maaf, nenek!" ucap Soon Geum pias.
"Kau menyukai Gun Woo, kan? Tapi kau tak percaya diri karena kau seorang pembantu? Beraninya kau!" seru nenek murka.
Dari
luar Gun Woo memanggil-manggil nenek. Nenek segera menarik Soon Geum
bersembunyi. Nenek menyuruh Soon Geum berhenti dan segera meninggalkan
rumah Keluarga Kang.
Tuan
Kang mengundang Tuan Hwang dan Tuan Jang makan malam di rumahnya.
Sesaat Tuan Hwang ragu. Ia teringat perbuatannya yang kurang ajar dengan
mencium Nyonya Kang secara paksa saat penghuni 1st Street pergi
berlibur bersama.
Tuan
Hwang masuk. Tuan Kang meminta Tuan Hwang memilih wine di ruang
penyimpanan wine miliknya. Disana ada Nyonya Kang. Tuan Hwang memilih
wine paling mahal, Domaine de la Romanée Conti 2002. Wine langka berumur
50 tahun. Nyonya Kang sendiri tidak bisa membayangkan harganya.
Tuan
Kang syok saat melihat pilihan wine yang dibawa Tuan Hwang. Tuan Jang
menyebut harga wine itu 20 juta won. Tuan Hwang tak peduli. Ia membuka
botol wine itu dan menuangkannya ke masing-masing gelas.
"Ketika ada seorang Madam cantik, bagaimana bisa kita tak membuka wine ini?"
Lalu Tuan Hwang mengeluarkan 2 lembar cek senilai 20 juta won. Wow, Tuan Hwang membeli winenya. Nyonya Kang merasa tersanjung.
Nenek, Gun Woo dan Soon Geum tidur dalam satu kamar. Gun Woo mengeluarkan surat-surat yang dikirim nenek. Gun Woo menyampaikan keheranannya bagaimana nenek bisa mengiriminya surat selama 3 tahun sedangkan nenek langsung dipecat setelah Gun Woo pergi. Soon Geum langsung menyembunyikan wajahnya ke samping. Nenek menoleh pada Soon Geum, orang yang selama 3 tahun membalas surat-surat dari Gun Woo. Nenek berbohong jika ia setiap hari mengecek kotak surat di rumah Gun Woo.
Gun Woo sangat bahagia
akhirnya bisa menemukan nenek. Besok ia berjanji akan membawa nenek
kembali ke rumah. Nenek tersenyum senang. Ia menyuruh Gun Woo segera
tidur.
"Nenek," panggil Soon Geum
tiba-tiba. "Jika ada kesempatan lain, aku akan memakai pakaian yang
nyaman. Aku akan membuatkanmu mie, kalah saat bermain Go Stop. Aku akan
memijat kaki dan punggungmu."
Soon Geum menangis. Nenek terdiam. Gun Woo tersenyum mendengar janji Soon Geum.
Soon Geum menangis. Nenek terdiam. Gun Woo tersenyum mendengar janji Soon Geum.
Pagi
hari Gun Woo terbangun. Ia tidur di sebelah Soon Geum dengan posisi
kakinya menindih tubuh Soon Geum. Perlahan Gun Woo menurunkan
kakinya. Gun Woo memandangi wajah Soon Geum yang masih terlelap.
Soon Geum terbangun. Gun Woo segera menutup matanya, berpura-pura masih tidur. Soon Geum bergantian menatap Gun Woo.
"Haruskan kita berhenti bertemu?" tanyanya tiba-tiba.Gun Woo membuka mata. "Kenapa? Apa kau serius?"
"Kau tak mengenalku sama sekali, kan?"
"Jika kau berbicara omong kosong,
sebaiknya kau tidur lagi!" seru Gun Woo. Lalu menutup mata Soon Geum.
Gun Woo juga ikut memejamkan mata.
Soon Geum membuka matanya lagi. "Saat kau tahu semuanya, kau akan kecewa. Aku takut."
Gun Woo mulai kesal. Soon Geum tetap
berkeinginan mengakhiri semuanya. Ia takut jika Gun Woo mengenali 'Yoon
Shi Ah' yang sebenarnya.
"Kau
benar-benar wanita yang buruk. Setelah menggetarkan hati orang lain,
kemana kau ingin pergi? Apa kau ingin berpegangan tangan? Haruskah kita
berciuman atau tidak? Mengamati suasana hatimu, mengkhawatirkanmu dan
melihatmu adalah saat yang terbaik, kemana kau pikir akan pergi?"
Gun Woo mendekap Soon Geum lebih dekat. Gun Woo mengaku telah terpikat oleh Shi Ah dan tak ingin mereka putus.
Wangi masakan dari dapur menggugah Gun Woo. Ia mengenali wangi nasi yang tengah dimasak oleh nenek.
"Aku akan memakan ini setiap hari," ucapnya.
Soon Geum tersenyum.
Nenek
terjatuh saat tengah memasak di dapur. Nenek yang sudah tua mulai
sakit-sakitan. Tak mau menyusahkan Gun Woo, nenek memilih pergi
diam-diam.
Boon Ja mengadu domba antara
Nyonya Jang dan Hyun Joo. Ia memfitnah Hyun Joo dengan berkata para
pembantu sering bergosip di belakang mereka. Saat para pembantu
berkumpul di rumah Tuan Hwang, Hyun Joo sengaja memesan ayam sebagai
perbandingan hubungan Nyonya Jang dengan Boon Ja. Setengah simpanan,
setengah istri sama saja seperti setengah ayam pedas dan setengah ayam
goreng. Hyun Joo mencoba membela diri. Ia berkata tak memesan ayam
melainkan pizza. Nyonya Jang murka. Boon Ja memaksa Hyun Joo mengaku
dengan mendorong Hyun Joo hingga tersungkur ke meja.
Nyonya Jang memerintahkan Boon Ja
memanggil para pembantu untuk mendengar kesaksian mereka. Soo Jung, Da
Kyum dan Thu minus Soon Geum datang ke rumah keluarga Jang. Mereka duduk
berjajaran. Saat diinterogasi tak ada yang mengaku telah memesan ayam.
Gun
Woo pulang dengan membuat keributan. Ia terus-terusan membunyikan
klakson mobil. Gun Woo marah karena nenek tiba-tiba menghilang lagi. Gun
Woo menghampiri Young Hee yang tengah bersantai di luar rumah.
"Hyung,
ini seperti yang kau katakan. Nenek sengaja menghindariku," seru Gun
Woo. "Kami berencana pulang bersama. Tetapi ketika aku terbangun di pagi
hari, dia sudah lenyap."
"Ada beberapa alasan nenek melakukannya. Aku yakin itu. Mungkin karena seorang pria?" terka Young Hee.
Gun
Woo tak percaya. Pria yang disukai oleh nenek hanya dirinya. Gun Woo
benar-benar marah. Ia sudah tak berminat mencari nenek lagi.
Soon Geum berjalan pulang tepat saat Gun Woo masuk ke dalam rumah. Young Hee yang melihat Soon Geum menghampirinya.
"Cuaca hari ini panas, pedas, asin dan asam," ucap Soon Geum ngawur.
Young
Hee menawari segelas iced tea. Soon Geum meminumnya dan suasana hatinya
sedikit membaik. Young Hee kembali mengajak Soon Geum menonton bioskop.
Ia juga mengajak Gun Woo.
Nyonya Kang kehilangan bajunya. Soon
Geum panik karena dia yang mengambil baju itu diam-diam. Buru-buru Soon
Geum masuk ke lemari wardobe dan menutup pintu. Di luar Nyonya Kang
memandangnya heran. Soon Geum segera membenahi baju itu dan bergegas
menggantungnya. Pintu terbuka. Soon Geum mengangsurkan bajunya karena
mengira Nyonya Kang yang masuk. Ia syok saat melihat Gun Woo berdiri di
depannya. Gun Woo mengenali baju itu. Penyamaran Soon Geum
terbongkar. Kilatan kemarahan jelas terpancar di wajah Gun Woo. Soon
Geum hanya menunduk pasrah.
Gun Woo menaiki anak tangga
menuju kamarnya. Ia mendapat SMS dari Young Hee. Young Hee mengajaknya
dan Soon Geum menonton bioskop di outdoor cinema. Gun Woo memanggil Soon
Geum yang berjalan di bawah.
"Hey, apa kau ingin pergi ke bioskop?"
Soon Geum terkejut dengan ajakan Gun Woo.
"Kita harus berhati-hati. Presiden
Hwang Young adalah target kita. Jangan biarkan orang lain melihat kita!"
perintah pria tertua.
"Jangan sampai Presiden Hwang Young tahu," ulang Geun Bae (gak tahu namanya, jadi pake nama ini aja ya biar gampang, hehe...).
Para pembantu 1street keluar. Soo Jung
paling awal. Kemudian Hyun Joo menyusul. Presiden Hwang keluar
menggantikan Thu yang jarinya terluka saat memotong bawang putih. Soo
Jung menyapa Tuan Hwang. Tuan Hwang meminta Soo Jung melihat Thu.
"Hyungnim," sapa pria pengasah pisau pada Tuan Hwang."Mengapa kau datang kesini?" tanya Tuan Hwang.
Pria itu datang untuk mengucapkan
terimakasih atas bantuan yang telah diberikan Tuan Hwang. Ia merupakan
salah satu mantan anggota mafia yang sepertinya telah bertobat dan
sekarang memilih pekerjaan baik-baik. Ia memberi hormat dengan
menundukkan kepala. Tuan Hwang melihat Nyonya Kang keluar dan berjalan
kearah mereka. Tuan Hwang panik. Ia meminta pria itu menegakkan
kepalanya. Selain Soon Geum belum ada seorangpun yang tahu pekerjaannya
yang sebenarnya. Bahkan Joo Won anaknya sendiri.
Karena hujan, acara nonton di outdoor
batal. Selain mengajak Gun Woo dan Soon Geum, Young Hee juga mengajak Da
Kyum. Mereka akhirnya makan bulgogi di restoran yang pernah didatangi
Soon Geum dan Gun Woo.
Da
Kyum makan dengan lahap. Sementara itu Soon Geum dan Gun Woo sama
sekali tak berselera. Soon Geum malah terlihat melamun. Suasananya jadi
tak nyaman. Da Kyum merasa karena kehadirannya, mereka bersikap seperti
itu. Ia marah.
"Bukan. Makanlah Da Kyum-sshi!" ucap Gun Woo.
Da
Kyum tersenyum senang. Akhirnya Da Kyum mengerti kenapa Soon Geum diam
saja sedari tadi. Takut tak dapat menahan tangis, Soon Geum berpamitan
ke toilet. Da Kyum memberitahu jika ibu dan nenek Soon Geum meninggal
karena asap karbon. Da Kyum mengomeli Young Hee karena membawa Soon Geum
ke tempat itu.
Soon Geum bersembunyi di boks telepon. Ia jongkok disana sambil menangis.
"Ibu, apa yang harus kulakukan? Aku merindukanmu, Bu!" ratapnya.
Sebuah suara mengejutkan Soon Geum.
"Shi Ah. Yoon Shi Ah!" panggil Gun Woo di luar.
Soon Geum bangun. Mereka saling bertatapan di balik kaca boks telepon.
"Kita
harus mengakhirinya disini. Terimakasih. Cinta pertamaku hanya berakhir
seperti ini," ucap Gun Woo tajam. Hatinya terluka. Selama ini Soon Geum
telah membohonginya dengan menyamar sebagai Yoon Shi Ah. Dan ia telah
jatuh cinta pada Yoon Shi Ah.
Soon Geum menatap Gun Woo pilu.
Matanya berkaca-kaca. Dadanya sesak oleh rasa bersalah. Ia sama sekali
tak bermaksud untuk membohongi Gun Woo. Ia hanya ingin menjadi wanita
sempurna di mata pria yang disukainya.
Air mata Soon Geum tumpah. Gun Woo pergi meninggalkan Soon Geum dengan langkah gontai. Hati mereka sama-sama terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar