Gun
Woo memergoki Tuan Hwang yang tengah malam memasuki ruang kerja
ayahnya. Tuan Hwang segera menyembunyikan tiket lotre yang belum sempat
ia kembalikan di laci Tuan Kang. Gun Woo menatap curiga ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan tengah malam disini? Apa yang kau sembunyikan di tanganmu?" tanya Gun Woo tajam.
Tuan
Hwang diam saja. Ia diselamatkan Soon Geum yang memintanya segera
keluar untuk memakan sup miso. Gun Woo memeriksa laci ayahnya yang sudah
tidak terkunci lagi. Kecurigaannya semakin besar.
Soon Geum mempersilahkan Tuan Hwang
makan. Soon Geum meminta Tuan Hwang tak perlu khawatir pada Gun Woo.
Soon Geum berjanji Gun Woo tak akan salah paham. Gun Woo menatap cemburu
ke arah mereka.
Gun Woo mendekat. Lalu mengajak Tuan
Hwang berbicara berdua. Setelah mereka keluar, Gun Woo langsung
menengadahkan tangannya. Ia tahu Tuan Hwang mengambil sesuatu di laci
ayahnya.
Tuan Hwang mengeluarkan tiket lotre dari sakunya.
"Ayahmu
ingin meninggalkan tiket lotre senilai 14 Milyar won untuk diwariskan
pada salah satu dari kalian. Jadi aku menjual tiket lotre ini pada
ayahmu," beber Tuan Hwang.
"Tiket lotre?" Gun Woo terkejut, apalagi mendengar nilai tiket lotre itu.
Tuan
Hwang bercerita 2 perampok yang memasuki kediaman keluarga Kang berniat
mencuri tiket lotre itu. Dua perampok itu mantan anak buah Tuan Hwang.
Tuan Hwang merasa bersalah. Ia sampai berlutut di depan Gun Woo. Tuan
Hwang menjelaskan jika ayah Gun Woo belum menyadari bahwa tiket lotrenya
telah dicuri. Makanya Tuan Hwang nekat tengah malam memasuki ruang
kerja Tuan Kang untuk mengembalikan tiket lotre itu. Gun Woo merasa
sungkan. Ia meminta Tuan Hwang segera bangun. Tuan Hwang takut jika Tuan
Kang sampai mengetahui hal ini. Tentu saja akan menjadi masalah
untuknya. Tuan Hwang memohon agar Gun Woo mau membantunya mengembalikan
tiket lotre itu dan berpura-pura tak ada sesuatu yang terjadi.
Gun Woo terdiam. Ia duduk
disamping Tuan Hwang. Tuan Hwang berkata mungkin saja tiket lotre itu
akan diwariskan pada Gun Woo. Gun Woo tertawa miris. Ia yakin jika tiket
lotre itu bukan untuknya.
"Aku tak pernah menyentuh uang ayahku. Siapa pemenang sesungguhnya?" tanya Gun Woo penasaran.
Tuan Hwang menjawab bahwa ia tak tahu. Gun Woo bisa menebak sebenarnya Tuan Hwang tahu, namun peraturan yang melarangnya bicara.
Gun
Woo merebahkan diri di atas rumput. Tangannya hendak menggapai bintang.
Tuan Hwang menyerahkan tiket lotre itu ke tangan Gun Woo. Gun Woo
meremas tiket lotre itu.
"Bagaimanapun juga, ini bukan milikku. Orang yang menjual tiket lotre ini pada Presiden Hwang pasti sangat bahagia."
Tuan Hwang kembali terdiam.
Gun Woo berniat mengembalikan tiket
lotre itu tempat asalnya, laci meja kerja ayahnya. Gun Woo membalik
tiket itu dan terkejut mendapati sederet nomor telepon dibaliknya. Gun
Woo ingat dulu ia pernah merampas tiket lotre dari tangan Soon Geum dan
menggunakannya untuk menulis nomor telepon nenek Choon Jak. Tentu saja
Gun Woo mengenali tulisannya sendiri. Sekarang Gun Woo tahu siapa
pemilik asli dari tiket lotre itu.
Gun
Woo mendatangi Soon Geum yang tengah mencuci piring. Gun Woo hendak
menyentuh bahu Soon Geum, namun urung dilakukannya. Soon Geum menoleh.
Gun Woo sudah menghilang.
Pagi hari Young Hee terbangun dari
tidurnya. Young Hee terkejut setengah mati mendapati Da Kyum ada diatas
tempat tidurnya. Terlebih lagi mereka tak mengenakan pakaian. Da Kyum
bangun. Ia tersenyum malu-malu. Young Hee segera mengklarifikasi apa
yang telah terjadi tadi malam.
"Apa yang telah kulakukan semalam?" tanya Young Hee was-was.
"Bertanggungjawablah!" seru Da Kyum.
"Apa yang telah kulakukan semalam?" tanya Young Hee was-was.
"Bertanggungjawablah!" seru Da Kyum.
Keluarga Kang sarapan bersama di luar.
Tuan Kang mengajak Tuan Hwang bergabung yang kebetulan hendak menyiram
tanaman. Tuan Hwang mendekat. Ia tersenyum pada Gun Woo. Dari arah rumah
sebelah Hyun Joo cemburu melihat keakraban keluarga Kang dan Tuan
Hwang.
Suasana pagi itu
diramaikan oleh teriakan Young Hee yang keluar dengan selimut menutupi
tubuhnya. Young Hee berlarian mengitari halaman seperti orang gila.
Young Hee syok setelah apa yang terjadi dengan dirinya dan Da Kyum.
Semua orang menatap Young Hee dengan pandangan heran sekaligus
penasaran, termasuk Soon Geum yang keluar dengan membawa sekeranjang
buah.
Soon Geum tersipu malu saat melihat Gun Woo. Sementara itu Tuan Kang dan Tuan Hwang asyik berspekulasi mengenai apa yang telah terjadi pada Young Hee. Tanpa sengaja Soo Geum menjatuhkan sebutir anggur. Soon Geum memungutnya, membersihkannya dengan celemek lalu memakannya.
"Kau masih memakan itu?" komentar Nyonya Kang sinis.
"Anggur ini sangat mahal," jawab Soon Geum.
"Bukankah itu seperti anjing?" ejek Nyonya Kang.
"Anjing tidak makan buah," balas Soon Geum.
Gun Woo tak bisa berkomentar apa-apa. Ia hanya menutup mata.
Soon Geum tersipu malu saat melihat Gun Woo. Sementara itu Tuan Kang dan Tuan Hwang asyik berspekulasi mengenai apa yang telah terjadi pada Young Hee. Tanpa sengaja Soo Geum menjatuhkan sebutir anggur. Soon Geum memungutnya, membersihkannya dengan celemek lalu memakannya.
"Kau masih memakan itu?" komentar Nyonya Kang sinis.
"Anggur ini sangat mahal," jawab Soon Geum.
"Bukankah itu seperti anjing?" ejek Nyonya Kang.
"Anjing tidak makan buah," balas Soon Geum.
Gun Woo tak bisa berkomentar apa-apa. Ia hanya menutup mata.
Young Hee kembali ke kamarnya. Da Kyum masih menunggunya disana.
"Kau ingin aku bertanggungjawab?" tanyanya lemah."Ya," sahut Da Kyum.
Young Hee dengan tegas mengatakan tak
bersedia bertanggungjawab. Da Kyum telah dianggapnya sebagai adik. Young
Hee merasa semalam mabuk dan hal itu dimanfaatkan oleh Da Kyum. Da Kyum
tetap memaksa Young Hee untuk bertanggung jawab. Jeritan Da Kyum
membuat Young Hee kalap. Young Hee menampar pipi Da Kyum. Da Kyum
menangis.
"Aku sudah lebih dari
20 tahun. Setiap hari hingga tadi malam, pria yang kulihat hanya Kim
Young Hee. Aku memasak, menyapu, mengepel dan mencuci baju. Aku
melakukan semuanya untuk Kim Young Hee. Tetapi aku hanya adik untukmu?
Seharusnya kau tak memperlakukanku dengan baik. Kau tak perlu peduli
padaku. Seharusnya kau tak biarkan aku menyalahartikan maksudmu! Kita
tak ada hubungan darah, kan? Kenapa aku dongsaeng-mu? Kita sudah tidur
bersama," isak Da Kyum.
Young Hee hanya bisa terdiam.
Young Hee hanya bisa terdiam.
Gun Woo menghampiri Soon Geum yang
tengah menyuapi San. Soon Geum bertanya apa yang dibicarakan Gun Woo dan
Tuan Hwang kemarin malam. Gun Woo sengaja memancing Soon Geum dengan
bercerita jika ayahnya tak akan memberikan apa-apa padanya. Di masa
depan dia akan menjadi orang miskin.
"Apa kau masih menyukaiku bahkan jika aku tak punya apa-apa?" tanya Gun Woo.
"Itu
bukan masalah besar. Aku juga miskin. Ayahku tak meninggalkan apapun
untukku," sahut Soon Geum diluar dugaan Gun Woo. Padahal Gun Woo sangat
berharap Soon Geum jujur mengenai tiket lotre yang dimenangkannya.
Suami istri Kang masih asyik
berbincang-bincang dengan Tuan Hwang. Hyun Joo masih saja memandang
mereka dengan iri. Soo Jung mendekati Hyun Joo.
"Apa yang kau lihat? Kekasih temanmu atau suami temanmu?"
"Hanya mengupas daun bawang," jawab Hyun Joo tanpa mengalihkan pandangannya.
Soo
Jung tahu jika Hyun Joo tertarik pada Tuan Hwang. Ia berniat
menjodohkan Hyun Joo dengan Tuan Hwang. Hyun Joo pesimis. Apalagi Tuan
Hwang terlihat menyukai Nyonya Kang. Soo Jung memarahi Hyun Joo. Nyonya
Kang bukanlah pesaing. Ia wanita bersuami.
Da Kyum mengurung diri di kamar. Dari
luar Young Hee berteriak minta dibuatkan makanan. Da Kyum keluar. Young
Hee risih melihat pakaian minim Da Kyum. Young Hee melepas sweater-nya
dan memakaikannya pada Da Kyum.
Da Kyum mulai melampiaskah kemarahannya dengan memukuli Young Hee. Young Hee menerimanya dengan diam.
"Lakukan apapun yang kau inginkan. Maaf aku telah melukaimu," ucap Young Hee.
Da Kyum kembali memukul Young Hee.
"Aku percaya padamu. Aku tak berpikir kau akan mengatakan kebohongan."
Da
Kyum terdiam. Tentu saja tadi malam tak terjadi apa-apa antara Young
Hee dan Da Kyum. Da Kyum hanya ingin memenangkan hati Young Hee. Namun
cara yang digunakannya jelas salah.
Gun Woo memeriksakan kakinya ke rumah sakit. Disana ia malah curhat pada dokternya.
"Seorang
wanita yang tak mengatakan pada pacarnya berapa banyak uang yang ia
miliki, bukankah artinya dia tak mempercayai pacarnya?"
"Pasti. Wanita itu melakukan hal yang benar. Apa ini ceritamu?" tanya Dokter.
Gun Woo cemberut. Ia kurang puas dengan jawaban dokter.
"Kau harus membuat wanita ini mempercayaimu. Bukan karena uangmu aku menyukaimu. Alasan aku menyukaimu karena kau adalah kau."
Gun Woo pergi kencan dengan Soon Geum
di supermarket. Gun Woo menginginkan Soon Geum membelikan barang mahal.
Ia menunjuk sebuah mobil di depan mereka. Soon Geum menganggap Gun Woo
bergurau. Ia hanya membelikan Gun Woo es krim double dan membaginya
dengan dirinya.
Gun Woo mulai menyinggung masalah lotre. Ia menunjuk spanduk pemenang lotre diatas mereka.
"Kau bisa pergi ke Jepang jika memenangkan ini," pancingnya.
Soon
Geum menelan ludah. Wajahnya langsung pias. Soon Geum buru-buru pergi
setelah menerima pesan di ponselnya. Soon Geum berjalan keluar. Ia
berhenti di depan kaca toko dan menghadap ke arah Gun Woo. Gun Woo
menopang dagu.
"Kau berjanji tidak akan bohong lagi padaku. Bagaimana bisa kau berbohong lagi?" keluh Gun Woo.
Soon Geum mendekati kaca. "Apa yang dia katakan?" ucapnya tak mengerti. Namun Soon Geum tersenyum dan mengangguk-angguk.
"Jika kau mengatakan padaku jika kau kaya, kau pikir aku akan mencuri uangmu?"
Soon Geum masih saja menganggukan kepala.
"Aku
juga bekerja keras. Tapi apapun yang kulakukan bahkan dengan berusaha
keras itu tidak akan cukup. Selamat. Aku tulus. Kau menjadi orang kaya."
Soon Geum mengambil lipstick. Membuat gambar hati di kaca tepat di depan wajah Gun Woo.
"Hiduplah
dengan baik, okay. Jangan memungut makanan dari tanah. Melakukan hal
itu di depan seorang pria, membuatnya seperti orang bodoh, Ahjumma. Tak
tahukah kau sekarang aku merasa sangat sedih ketika mengetahu hal ini.
Bagaimana aku bisa tahu hatimu?"
Soon Geum tersenyum. Menunjuk hati yang telah ia buat. Lalu melangkah pergi. Gun Woo menunduk lemah.
Para
Ahjumma berkumpul di rumah Young Hee minus Soon Geum. Seperti biasa
mereka melepas lelah dengan bermain Go Stop. Soo Jung mengusulkan agar
mengajak Tuan Hwang ikut bermain. Ia memaksa Thu menemui Tuan Hwang.
Awalnya Tuan Hwang menolak. Soo Jung sengaja mengatakan Soon Geum sedang
memanggil Nyonya Kang untuk bermain bersama mereka. Tuan Hwang kena
pancing. Ia datang ke kamar Da Kyum. Hyun Joo tersenyum senang.
Young Hee tengah mengalami stress
berat. Ia duduk seorang di depan kandang Myeong Yong. Soon Geum keluar
rumah untuk memberi makan Myeong Yong. Ia melihat Young Hee dan ikut
duduk bersamanya. Young Hee menganggap dirinya brengsek. Soon Geum
mencoba menghiburnya.
Gun Woo keluar rumah. Ia melihat Soon Geum tengah bersama Young Hee. Gun Woo berjalan mengendap-endap ke arah mereka.
"Siapa
yang mengatakan kau brengsek? Kau adalah pria yang baik. Kau orang
pertama yang mengaku menyukai pembantu seperti aku. Kau orang yang
hangat," puji Soon Geum.
"Hanya hangat?Tetapi di matamu aku bukan seorang pria," protes Young Hee.
Mendengar obrolan mereka, Gun Woo langsung berhenti seketika. Gun Woo jelas syok mengetahui Hyung-nya juga menyukai Soon Geum.
Gun Woo masuk ke rumah dengan
pandangan kosong. Menggendong San yang tengah bermain di tangga. Tuan
Kang yang berniat memarahi Gun Woo yang tak pernah memberi les pada San
lagi kena amukan Gun Woo. Gun Woo melampiaskan kemarahannya pada
ayahnya. Ia merasa semua orang hanya memikirkan uang.
Soon Geum masih mengobrol dengan Young
Hee. Young Hee curhat jika ada seorang wanita yang menyukainya. Soon
Geum menyarankan Young Hee jangan menyakiti wanita itu. Jika Young Hee
tak menyukainya lebih baik putus hubungan saja.
Soo Jung dan Hyun Joo mengintip isi
ponsel Tuan Hwang ketika pemiliknya pergi ke toilet. Da Kyum dan Thu
diminta membuat pancake kimchi. Ketika membuka inbox, Soo Jung menemukan
SMS dari Soon Geum 'Ahjussi, perampok itu mencuri uangku 20 juta won'. Soo Jung jelas syok. Ia menutupinya dari Hyun Joo.
Tuan Hwang berpamitan pulang. Young
Hee juga baru saja kembali ke rumah. Ia meminta Tuan Hwang bermalam di
rumahnya. Thu dan Da Kyum langsung pasang wajah ngeri (hahaha....).
"Ahjussi selalu tidur sendirian, kan?" rayu Young Hee.
"Mengapa aku harus tidur disini denganmu? Apa kau gila?" seru Tuan Hwang mulai kesal.
Young Hee menggenggam tangan Tuan Hwang dan memelas "Hanya malam ini."
"Aku tidak menyukaimu," seru Tuan Hwang mengklarifikasi.
"Aku
menyukaimu, Ahjussi," sahut Young Hee (bwahaha...Young Hee bener2
ketakutan ditinggal berdua sama Da Kyum). Da Kyum cemberut. Ia tahu
mengapa Young Hee bersikap aneh seperti itu.
Tuan Hwang naik darah. Ia mengajak Young Hee berkelahi. Young Hee menerimanya dengan senang hati.
Soo Jung termenung sendirian. Ia mulai
memikirkan ada sesuatu yang tengah disembunyikan Soon Geum. Soo Jung
mengingat-ingat semua perilaku aneh Soon Geum belakangan ini. Di mulai
ketika Soon Geum mabuk yang menyebut-nyebut Nyonya Kang mengambil baju
18 juta won miliknya. So Jung menduga-duga wanita cantik yang dibawa Gun
Woo ke Mall adalah Soon Geum. Total uang yang dimiliki Soon Geum 38
juta won. Hanya bekerja sebagai pembantu, tak mungkin Soon Geum memiliki
uang sebanyak itu.
Tuan Hwang pulang ke rumah. Tak ada luka bekas perkelahian di tubuhnya. Joo Won menawarkan secangkir teh untuk ayahnya.
Di rumah seberang, Young Hee berniat
bermalam di rumah keluarga Kang. Dia datang dengan berpiyama dan membawa
bantal. Soon Geum menarik bantal yang sedari tadi menutupi wajah Young
Hee. Soon Geum terkejut melihat wajah babak belur Young Hee. Sekarang
kita tahu siapa yang memenangkan perkelahian, haha...
"Ahjussi Hwang Yong benar-benar seorang gangster. Dia pintar berkelahi," seru Young Hee.
"Ahjussi Hwang Yong bukan seorang gangster. Bukankah karena kau yang tak bisa berkelahi?" sembur Soon Geum.
Young Hee naik ke kamar Gun Woo. Ia
langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Tanpa melihat wajah Young Hee,
Gun Woo tahu jika Hyung-nya baru saja berkelahi. Gun Woo merebahkan
tubuhnya di samping Young Hee. Gun Woo mengizinkan Young Hee menginap.
"Kau menyukai makanan yang dibuat Ahjumma kami, kan?" tanya Gun Woo.
"Tentu saja, aku menyukainya," jawab Young Hee cepat.
"Apa kau senang memakan masakannya dengan hidung berdarah?"
"Benar."
"Hyung menyukai Ahjumma kami, kan?"
"Tentu, aku menyukainya," jawab Young Hee spontan.
Gun Woo menatap Young Hee tajam. Young Hee sadar ucapannya salah. Ia segera meralat.
"Aku juga menyukai Myeong Yong, San. Aku juga menyukaimu. Aku menyukai ayah."
Karena kesal Gun Woo menyuruh Young Hee tinggal saja dirumahnya.
Soon
Geum masuk ke kamar Gun Woo dengan membawa kotak P3K. Ia hendak
mengobati luka-luka di wajah Young Hee. Gun Woo cemburu. Ia menawarkan
diri untuk mengobati Young Hee.
"Berikan padaku?" pintanya.
"Aku tak mempercayaimu," tolak Soon Geum sambil menepis tangan Gun Woo.
Gun Woo ngambek.
"Kau
tidak percaya padaku? Kau tak percaya padaku lagi? Bahkan kau tak
percaya padaku untuk hal ini? Lalu apa yang bisa kau percaya dariku?"
seru Gun Woo.
"Ahjumma, tolong percaya padanya untuk saat ini," saran Young Hee yang tak mau terjadi pertumpahan darah lagi.
Soon Geum kesal. Ia malah menyuruh Gun Woo keluar.
"Ini kamarku!." Gun Woo meradang.
"Baiklah. Ayo kita ke kamarku saja," ajak Soon Geum pada Young Hee. Tentu saja Young Hee bersemangat.
Gun Woo marah. Ia melempar Young Hee ke tempat tidur.
"Kau tak mempercayaiku, tapi kau mempercayai Hyung, kan?"
"Ada apa dengan kalian berdua?" tanya Young Hee bingung.
"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Soon Geum.
Soon
Geum dan Gun Woo adu mulut. Soon Geum sampai lupa tujuannya untuk
mengobati Young Hee. Young Hee menarik kotak obat dan mengobati lukanya
sendiri.
Da Kyum juga mengungsi ke kamar Soon
Geum. Ia datang dengan membawa bantal. Soon Geum memberi tahu jika Young
Hee baru saja melakukan hal yang sama. Mereka berbincang-bincang
sejenak sebelum tidur.
Pagi
hari Soo Jung mulai menyelidiki wanita yang pernah ditemuinya di Mall
bersama Gun Woo. Soo Jung sengaja menghadang Gun Woo yang hendak
berangkat kerja. Gun Woo tak memberikan penjelasan apa-apa. Ia hanya
berkata hal itu adalah rahasia.
Tuan Jang bertengkar dengan kedua
istrinya. Tuan Jang mulai muak dengan peraturan dari para istrinya. Ia
mulai berani protes dan mengeluh.
Soo Jung menemui Soon Geum. Ia
menyinggung insiden perampokan yang gosipnya mencuri uang 20 juta won
dari kediaman keluarga Kang. Soon Geum ketakutan. Ia berkata tak ada
barang yang berhasil dicuri. Tentu saja Soo Jung tak percaya begitu
saja.
Young Hee pergi ke galeri seni
miliknya. Ia mengambil salah satu lukisan kakeknya. Joo Won bekerja
disana sebagai kurator. Joo Won terlihat tak setuju jika Young Hee
memberikan lukisan kakeknya secara gratis pada orang lain. Joo Won
merebut lukisan dari tangan Young Hee.
"Jangan yang ini. Walaupun lukisan ini kecil, tapi lukisan ini paling berharga," larang Joo Woon.
Young Hee kembali merebut lukisan itu dan tetap memaksa akan memberikan lukisan itu sebagai hadiah. Ia meminta Joo Won membungkuskannya untuknya.
"Jangan yang ini. Walaupun lukisan ini kecil, tapi lukisan ini paling berharga," larang Joo Woon.
Young Hee kembali merebut lukisan itu dan tetap memaksa akan memberikan lukisan itu sebagai hadiah. Ia meminta Joo Won membungkuskannya untuknya.
Kecurigaan Soo Jung pada Soon Geum
belum hilang begitu saja. Ia bertekad membuntuti Soon Geum. Begitu Soon
Geum keluar rumah, diam-diam Soo Jung mengikutinya. Soo Jung pergi ke
sebuah mall membeli pakaian anak. Setelah Soon Geum keluar, Soo Jung
segera memeriksa harga label baju yang baru saja dibeli Soon Geum. Soo
Jung terkejut saat melihat harga baju itu, 130 ribu won. Namun
tebakannya kali ini salah saat dilihatnya papan diskon 80%.
Hari
ini Soon Geum hendak merayakan ulang tahun Ji Min. Soon Geum membawa
Shi Ah dan Ji Min ke restoran pizza. Soo Jung masih membuntuti Soon
Geum. Melihat tak ada hal yang perlu dicurigai, Soo Jung merasa seperti
orang bodoh. Ia memilih pulang.
Young Hee mengajak Da Kyum makan malam
di sebuah restoran mewah. Young Hee memberikan lukisan kakeknya untuk
Da Kyum. Da Kyum tahu tujuan Young Hee memberikan lukisan itu agar
dirinya pergi dari rumah Young Hee.
"Kau ingin aku pergi?" tanyanya.
"Jika
kau ingin pergi, baiklah. Akan lebih baik jika kau tak pergi. Sekarang
aku lenteramu. Seperti sebelumnya, aku masih berpikir kau adalah
dongsaeng-ku. Faktanya malam itu aku tak ingat apapun. Apakah kau
mengatakan kebenaran? Apakah aku melakukan kesalahan ketika aku mabuk?
Walaupun itu sangat buruk, tapi itu hanya kecelakaan. Seperti kecelakaan
lalu lintas, itu tak disengaja," ucap Young Hee.
"Aku
tak tahu lukisan ini bagus atau tidak. Aku juga tak tahu berapa
harganya, tapi aku tak menginginkannya. Jika aku menerimanya, apa yang
harus kuperbuat? Aku seperti menjual diri," tolak Da Kyum.
"Hey...!" seru Young Hee.
Da Kyum tetap tak mau menerima
lukisan itu. Jika ingin memberinya lukisan seharusnya lukisan yang
ukurannya agak besar. Da Kyum merasa Young Hee ingin terbebas darinya
dengan memberinya sebuah lukisan.
"Tanpa
lukisan kakekmu, hidupmu bukan apa-apa. Karena lukisan kakekmu, kau
menjadi kaya. Apa semuanya dapat dibeli dengan lukisan kakekmu?
Pernahkah kau memikirkan hidupmu?" sembur Da Kyum.
"Kau
benar-benar ahli menyakiti orang. Ya, kau benar. Tanpa lukisan kakekku,
hidupku bukan apa-apa. Semua orang menunjukkan jari dibelakangku.
Bahkan Da Kyum berbicara seperti itu terhadapku. Jadi sebenarnya apa
yang kau inginkan?" tantang Young Hee.
"Uang dan pergi," jawab Da Kyum sambil menangis.
"Kau
berpikir ketulusanku hanyalah uang? Lakukan apapun yang kau mau.
Terserah apa kau menerima lukisan ini atau tidak. Terserah kau ingin
meninggalkan rumah atau tidak. Mulai sekarang aku bukan lenteramu lagi."
Gun Woo bertemu dengan Ayah Soon Geum
di kedai. Gun Woo menyerahkan uang taruhan sesuai janjinya tempo hari
ketika kalah bermain Go Stop dari ayah Soon Geum. Mereka minum-minum
bersama. Gun Woo mulai mabuk. Gun Woo curhat pada calon mertuanya jika
Soon Geum tak percaya padanya dan selalu berkata bohong. Tentu saja Ayah
Soon Geum meradang. Ayah mana yang rela putrinya dicap seperti itu.
Ayah Soon Geum menarik kerah baju Gun Woo.
Beruntung Soon Geum datang tepat
waktu. Ia segera melerai antara ayahnya dan Gun Woo. Gun Woo masih marah
pada Soon Geum setelah pertengkaran mereka kemarin malam.
Soon Geum ikut minum soju. Ia memarahi ayahnya karena berlaku buruk pada pria yang disukainya. Gun Woo tertunduk malu.
Soon Geum kecewa karena ayahnya tak kunjung merestui hubungannya dengan Gun Woo. Soon Geum merasa letih.
"Karena
kau, sampai kapan aku harus seperti ini? Jika aku mempercayaimu,
hidupku menjadi buruk. Mungkin aku akan menyerah terhadapmu dan tak
perduli apa yang akan terjadi denganmu. Bersama pacarku, aku akan
menghabiskan uang dengannya sampai gila. Banyak barang yang ingin kubeli
untuknya. Aku ingin dia lebih bahagia ketika dia bekerja. Aku ingin
memberinya banyak uang. Aku ingin menjadi pacar dibelakangnya. Pacar
yang serasi untuknya. Jika aku hidup seperti ini, apa yang ayah
pikirkan?" teriak Soon Geum.
"Apa kau punya uang?" sahut ayah Soon Geum.
"Aku punya uang!" Seru Soon Geum.
Gun Woo mulai panik. Ia takut Soon Geum mengungkapkan dirinya sebagai pemenang lotre.
"Soon Geum....Ahjumma..." Gun Woo meminta Soon Geum berhenti bicara.
"Kau punya uang? Dimana?" tanya Ayah Soon Geum.
"Sama seperti ayah. Aku juga bermain Go Stop. Aku putrimu. Aku juga membeli tiket lotre."
Gun Woo langsung membekap mulut Soon Geum. Soon Geum menepis tangan Gun Woo.
"Memenangkan lotre dan mendapatkan banyak uang." Soon Geum histeris.
"Soon Geum-sshi...!!!" jerit Gun Woo. "Ayah, aku pikir Soon Geum mabuk berat."
"Menghambur-hamburkan
uang. Aku orang yang akan menghambur-hamburkan uang. Aku punya banyak
uang. Aku punya banyak uang." Soon Geum semakin kalap.
Gun Woo
kebingungan. Tak tahu lagi apa yang harus diperbuat. Reflek Gun Woo
membungkam mulut Soon Geum dengan bibirnya. Cara itu benar-benar ampuh
membuat Soon Geum terdiam. Ayah Soon Geum syok.
Gerah melihat adegan di depannya, Ayah
Soon Geum memilih pergi. Gun Woo melepaskan Soon Geum. Mereka terlihat
kikuk. Soon Geum jelas syok dengan kenekatan Gun Woo. Ia menelan
ludah. Soon Geum tersipu malu.
"Adakah sesuatu yang ingin kau katakan padaku?" tanya Gun Woo.
"Maaf telah membuat masalah untukmu. Sebenarnya aku tak punya uang sekarang," Soon Geum salah tingkah.
"Benarkah tak ada yang ingin kau katakan padaku? Sekarang ini?" ulang Gun Woo.
"Adakah sesuatu yang ingin kau katakan padaku?" tanya Gun Woo.
"Maaf telah membuat masalah untukmu. Sebenarnya aku tak punya uang sekarang," Soon Geum salah tingkah.
"Benarkah tak ada yang ingin kau katakan padaku? Sekarang ini?" ulang Gun Woo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar