Da
Kyum cs bertengkar di dalam kamar. Young Hee yang mendengar
pertengkaran mereka dari luar langsung mendobrak kamar Da Kyum. Ia
marah-marah karena mereka bertengkar disamping Soon Geum yang tengah
sakit. Ia membuang baskom nasi dan mengacak-acak kartu Go Stop. Young
Hee menggendong Soon Geum dan membawanya keluar. Di ambang pintu Gun Woo
sudah menghadangnya dengan tatapan tajam. Young Hee tak peduli padanya.
Ia menyuruh Gun Woo minggir dan berlalu pergi. Gun Woo tak percaya
dengan apa yang dilihatnya. Begitu juga para pembantu 1st Street.
"Kim
Young Hee sangat menakutkan. Dia sangat marah," komentar Thu (fuih,
ternyata aku salah. Aku menamainya Jareu Rin. Aku liat di AseanMedia
Wiki namanya Da Jareu Rin. Setelah nonton eps. 10 baru tahu namanya Thu
Zar Lin, hehe...Agak aneh ya?. Karena Thu orang Vietnam. Mian ya...).
"Dia orang yang aneh. Apa dia mendengar semua yang kita katakan?" timpal Soo Jung.
"Mengapa suaranya sangat keras," sahut Hyun Joo.
Da
Kyum yang paling syok hanya diam saja. Tentu saja Da Kyum cemburu
melihat perhatian Young Hee pada Soon Geum. Ia mengerling ke arah Gun
Woo yang juga diam mematung. Ia memilih mengajukan pertanyaan pada Gun
Woo.
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Bukankah dia ahjumma keluargamu?" timpal Soo Jung.
Gun Woo tak menjawab. Ia malah melengos pergi dengan wajah cemberut.
Di luar Soon Geum berteriak minta diturunkan. Young Hee tak mau menurunkan Soon Geum. Ia berniat membawa Soon Geum ke rumah sakit. Young Hee memindahkan Soon Geum ke pundaknya. Gun Woo keluar. Soon Geum langsung pias melihat Gun Woo.
"Aku sudah baikan," ucap Soon Geum pelan.
"Selama 3 tahun menjadi ahjumma, kau tak pernah sakit sebelumnnya," ucapYoung Hee.
Gun
Woo mendekat. Young Hee bertanya apa Gun Woo membawa kunci mobil. Ia
meminta Gun Woo membuka pintu mobil untuknya. Semakin Gun Woo mendekat,
Soon Geum semakin ketakutan.
"Aku tahu diriku sendiri dibandingkan orang lain," seru Soon Geum dalam upayanya membebaskan diri dari Young Hee.
Gun Woo kembali mendekati Soon Geum. Wajah mereka berdekatan hanya beberapa senti. Soon Geum mulai grogi.
"Hyung..." panggil Gun Woo kalem.
Young Hee menoleh.
"Apa yang kau lakukan tidak sedikit berlebihan? Bahkan sampai mengurusi ahjumma kami."
"Siapa yang akan melakukannya jika bukan aku?" tanya Young Hee balik. "Dia ahjumma keluargamu. Jadi kau harus mengurusnya."
Gun Woo dan Young Hee mulai
berdebat siapa yang berhak mengurus Soon Geum. Gun Woo tak mau
repot-repot mengurusi Soon Geum. Ia menyerahkan semuanya pada Young Hee.
Sedangkan Young Hee tetap ngotot Gun Woo harus mengurus Soon Geum
karena Gun Woo lebih muda. Young Hee beralasan dirinya semakin tua dan
punggungnya bermasalah. Soon Geum muak mendengar perdebatan mereka. Ia
menendang Young Hee. Young Hee kesakitan dan langsung menurunkan Soon
Geum. Soon Geum marah.
"Apa aku
memintamu untuk membawaku? Mengapa kau menggendongku keluar? Kau
sebaiknya tak peduli. Jangan memikirkanku. Apakah aku demam atau
tidak...Apakah aku sakit atau tidak! Sangat mengganggu."
Soon Geum benar-benar kesal dengan ulah mereka berdua.
"Siapa yang memintamu membawaku?" serunya pada Young Hee.
"Siapa yang memintamu membawaku ke rumah?" ucapnya lagi pada Gun Woo.
"Sejak
kapan hidupku menjadi jenis wanita dimana seorang pria membawaku dalam
pelukan mereka. Aku bukan seorang putri. Aku seorang pembantu."
Soon
Geum bangun. Ia berjalan pergi. Young Hee dan Gun Woo menyadari Soon
Geum berjalan tanpa alas kaki. Mereka berdua maju bersamaan. Gun Woo
lebih dulu sampai. Kini giliran Gun Woo yang menggendong Soon Geum.
Soon Geum terkejut. "Siapa kau?"
"Tuan
muda ahjumma," jawab Gun Woo. Soon Geum lebih terkejut saat tahu Gun
Woo yang menggendongnya (pantes aja Young Hee bilang udah tua, keliatan
banget tadi dia gendong Soon Geum dengan susah payah. kalo Gun Woo
kayaknya enteng banget, wkwkwk...).
Gun Woo dan Young Hee berjalan beriringan menuju rumahnya. Soon Geum tak ribut minta diturunkan seperti tadi.
"Seorang wanita seharusnya tak berjalan dengan bertelanjang kaki," ucap Young Hee.
"Menjadi seorang ahjumma apa juga dianggap sebagai wanita?" tanya Soon Geum.
"Siapa yang berkata seperti itu?" tanya Young Hee balik.
"Ibuku.
"Lalu siapa dia, seorang pria?" komentar Young Hee.
"Ibuku berkata bahkan mereka bukan orang."
"Tidak masuk akal," sahut Young Hee.
"Bahkan jika kami tak diperlakukan seperti manusia, tentu saja kami bukan manusia."
Gun Woo menyela obrolan mereka.
"Setelah 10 meter, giliran kau membawanya, Hyung," serunya.
"Bawa
dia sampai pintu. Lalu aku akan membawanya ke dalam kamarnya," Young
Hee membagi tugas. Soon Geum setuju dengan usulan Young Hee. Dia lebih
merasa nyaman seperti itu. Gun Woo mendelik tak senang. Disampingnya
Young Hee mengulum senyum.
Young Hee menurunkan Soo Geum di kamarnya. Soon Geum tersenyum malu-malu. Young Hee berjongkok dekat Soon Geum.
"Apa pekerjaan ibumu?" tanya Young Hee.
"Pembantu."
"Apa salahnya menjadi pembantu," komentar Young Hee sambil tersenyum.
"Nenekku juga pembantu."
Senyum di bibir Young Hee langsung hilang. "Nenekmu juga? Jadi ada 3 generasi pembantu."
"Huh, kau tak tahu. Nenek dari nenek dari nenekku juga seorang pembantu," beritahu Soon Geum.
Young
Hee tertawa. "Keluargaku juga miskin. Ketika ayahku masih hidup, dia
berkata padaku bahwa aku pria miskin. Kakekku memanggilku tempat sampah,
seorang bajingan. Dia selalu memakai kata-kata itu," cerita Young Hee
sambil mengambil bantal dan selimut. Lalu ia menyelimuti Soon Geum.
Young Hee menyuruh Soon Geum
tidur. Soon Geum terkesan dengan kebaikan Young Hee. Setelah mengucapkan
selamat malam, Young Hee mematikan lampu kamar Soon Geum lalu pergi.
"Haruskah aku menjadi pembantu di rumahnya? Da Kyum sangat beruntung," gumam Soon Geum iri.
Gun Woo menunggu Young Hee di
ruang tamu sambil membaca majalah. Young Hee keluar. Ia mewanti-wanti
Gun Woo agar tak memperkerjakan Soon Geum yang tengah sakit. Gun Woo
mengacuhkan ucapan Young Hee. Setelah Young Hee pergi, Gun Woo baru
menurunkan majalahnya.
"Berakting seperti kau sangat hebat," sungut Gun Woo kesal. Kayaknya Gun Woo mulai cemburu, hehe...
Young He pulang. Da Kyum tengah
mencuci panci yang sudah penyok. Ia cemberut melihat Young Hee. Young
Hee menyuruh Da Kyum membuat bubur dan mengirimnya untuk Soon Geum. Da
Kyum yang cemburu bertambah kesal. Ia mencuci panci dengan berisik dan
mendumel tentang panci itu.
Young He kesal mendengar celotehan Da Kyum. Ia menarik wajah Da Kyum dan menjitak dahinya. Da Kyum meringis kesakitan.
"Dengan mata kecil seperti tikus kau masih berani menantangku," cela Young Hee.
"Mata tikus besar! Aku tak akan memasak untukmu lagi," ancam Da Kyum.
Young Hee tak khawatir. Ia sudah terbiasa dengan ancaman Da Kyum.
Young Hee tak khawatir. Ia sudah terbiasa dengan ancaman Da Kyum.
Soon Geum mengecek intercom. Ia terkejut saat melihat Gun Woo terbangun di ruang tamu. Gun Woo ketiduran di sofa. Gun Woo mendapat telepon dari Joo Won. Di rumahnya Joo Won tengah memandangi fotonya bersama Gun Woo dan Young Hee. Ia tengah mempertimbangkan pilihannya antara Young Hee dan Gun Woo. Menghadapi wanita, Gun Woo masih gugup. Joo Woon berencana mengunjungi rumah Gun Woo karena orang tua mereka tengah berlibur bersama.
Soon Geum menguping pembicaraan mereka dengan jengkel. Gun Woo menutup telepon dengan tersenyum senang. Tiba-tiba Gun Woo menengok ke belakang dengan cepat. Ia merasa ada seseorang yang mengintai. Namun ia tak menemukan siapa-siapa.
Senyum Gun Woo kembali tersungging. Ia
rebahan di sofa. Dari atas San menembaknya dengan pistol air. Gun Woo
kesal. Ia berteriak marah dan menyuruh San turun. San ketakutan
mendengar teriakan Gun Woo.
Da Kyum mengembalikan sepatu Soon Geum
yang tertinggal. Karena masih kesal, ia melempar sepatu Soon Geum
begitu saja di depan rumah keluarga Kang. Namun memikirkan Soon Geum
adalah unnie-nya, ia mengambil sepatu itu dan meletakknya di depan
pintu.
Young
Hee memberi uang masing-masing 2.500 won untuk Da Kyum cs. Ia mengira
mereka ribut karena masalah uang lotre. Young Hee membagi-bagikan
uangnya agar mereka tak bertengkar lagi. Da Kyum menolak uang itu.
Mereka
makan ramyun bersama. Young Hee mengomentarai pemenang pertama lotre
yang pasti hidup makmur sekarang. Ia bertanya-tanya siapa pemenangnya.
"Mungkinkah salah satu pembantu disini?" ucap Young Hee.
"Siapa?" Da Kyum ikut penasaran.
Young
Hee membayangkan jika salah satu pembantu di 1st Street memenangkan
undian lotre. Di mulai dari Thu. Ia yakin Thu akan pergi berkencan
dengan pria ganteng dan kaya. Soo Jung dan Hyun Joo akan berakhir di
meja operasi untuk melakukan operasi plastik. Sedangkan Soon Geum akan
menjadikannya dan Gun Woo sebagai pembantu.
Young Hee tertawa sendiri dengan imajinasi konyolnya. Da Kyum menatapnya heran.
"Apa yang pertama kali kau lakukan jika kau mendapat 10 milyar?" tanya Young Hee langsung.
"Aku akan menjadi Nyonya di 1st
Street, memamerkan kekayaanku dan menghambur-hamburkannya. Membalas
kemiskinanku. Aku akan menyebarkan uangku. Lihat, uangku lebih banyak
dibanding kalian semua. Di ruangan ini, aku akan membentangkan uangku
dan akan membuat selimut dari itu."
Young Hee mendorong dahi Da Kyum. "Bukankah kau sudah tinggal di 1st Street? Kau masih ingin tinggal disini?"
"Kau
benar. Dimana lagi aku harus tinggal? Bahkan jika punya banyak uang.
Aku tidak akan meninggalkan tempat ini." Da Kyum merangkul lengan Young
Hee.
"Jangan menempel terlalu
dekat denganku," sungut Young Hee kesal sambil mendorong Da Kyum
menjauh. Mereka kembali melanjutkan makan.
Para penghuni 1st Street tengah berlibur bersama. Para istri tengah melakukan perawatan tubuh sambil bergosip. Nyonya Kang heran mengapa Nyonya Jang berani meninggalkan suaminya hanya berdua saja dengan pembantu. Nyonya Jang tak merasa khawatir karena menurutnya Hyun Joo masih trauma dengan pria karena mantan suaminya kerap melakukan kekerasan. Nyonya Kang tak percaya begitu saja. Ia keceplosan dengan bilang kalau Hyun Joo adalah teman SMU-nya.
"SMU?" tanya Boon Ja kaget.
"Kau masuk SMU yang sama dengan pembantu kami?" tanya Nyonya Jang tak kalah terkejut.
Nyonya Kang langsung membungkam mulutnya.
Tuan
Jang mencari kesempatan selagi kedua istrinya tak ada. Ia mendatangi
kamar Hyun Joo. Di dalam Hyun Joo tampak acuh. Ia tak mau membukakan
pintu untuk Tuan Jang. Ia malah menarik selimutnya dan bersiap tidur.
Tuan Jang terus saja memaksa masuk. Hyun Joo kesal. Ia keluar dan
mengancam akan berhenti bekerja jika Tuan Jang terus memaksanya. Tuan
Jang hanya menggeleng lemah.
Tuan Hwang masuk ke kamar sauna. Disana Tuan Kang sudah menunggunya. Tuan Hwang bersedia menjual tiket lotrenya pada Tuan Kang. Mereka saling bertukar kunci loker.
Tuan
Hwang membuka loker Tuan Kang. Disana ia menemukan sebuah kunci dan
sebatang emas murni. Tuan Kang membarter tiket lotre dengan 219 batang
emas murni senilai 5.000 won perbatangnya. Tuan Hwang tersenyum. Tuan
Kang juga membuka loker Tuan Hwang. Ia tersenyum sambil memandangi tiket
lotre yang sekarang menjadi miliknya.
Di kediaman keluarga Jang, Hyun Joo tengah menyiapkan makan malam. Tuan Jang membantu dengan memanggang daging. Hyun Joo membawa kedua anaknya ke rumah itu. Tuan Jang mengerti jika Hyun Joo ingin makan malam bersama dengan kedua anaknya. Ia memberi ruang untuk Hyun Joo dan anak-anaknya karena mereka sudah lama tak makan bersama. Hyun Joo terharu dengan kebaikan Tuan Jang. Ia mengucapkan terimakasih sebelum Tuan Jang pergi.
Tengah
malam Gun Woo tak bisa memejamkan mata. Ia memikirkan kesehatan Soon
Geum. Diam-diam Gun Woo berjingkat masuk ke kamar Soon Geum sambil
membawa obat. Ia memeriksa dahi Soon Geum. Tiba-tiba Soon Geum terbatuk.
Spontan Gun Woo menarik tangannya. Ia takut Soon Geum terbangun.
Gun Woo melihat rok Soon Geum yang sedikit tersingkap. Ia menarik rok Soon Geum ke bawah. Tanpa di duga Soon Geum terbangun. Jelas saja Soon Geum syok dan salah paham melihat posisi Gun Woo. Soon Geum mengamuk dan langsung melayangkan sebuah tamparan ke pipi Gun Woo. Gun Woo sampai jatuh terjengkang. Ia berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya pada Soon Geum. Namun Soon Geum yang sudah dikuasai amarah tak meingindahkan ucapannya. Ia memukuli Gun Woo dengan bantal.
"Apa kau manusia? Apa kau seorang pria? Kau bahkan lebih buruk daripada binatang! Aku juga wanita!" Jerit Soon Geum. Gun Woo berusaha menjelaskan, namun Soon Geum tak memberinya kesempatan bicara.
"Sejak aku menjadi pembantu di keluargamu. Apa kau pikir aku perempuan gampangan? Hanya karena aku bekerja untuk keluargamu, jangan menganggapku sebagai hartamu! Aku sudah lama disini. Jadi sekarang, aku bahkan harus mengunci pintu untuk tidur nyenyak!"
Soon Geum terus-terusan memukuli Gun Woo. Gun Woo mulai kesal. Ia mencengkram ke dua tangan Soon Geum. Ia berkata mengkhawatirkan Soon Geum yang tengah demam dan tadi ia melihat Soon Geum tak memakai selimut. Setelah itu Gun Woo keluar dengan memegangi pipinya yang sakit.
Gun Woo melihat rok Soon Geum yang sedikit tersingkap. Ia menarik rok Soon Geum ke bawah. Tanpa di duga Soon Geum terbangun. Jelas saja Soon Geum syok dan salah paham melihat posisi Gun Woo. Soon Geum mengamuk dan langsung melayangkan sebuah tamparan ke pipi Gun Woo. Gun Woo sampai jatuh terjengkang. Ia berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya pada Soon Geum. Namun Soon Geum yang sudah dikuasai amarah tak meingindahkan ucapannya. Ia memukuli Gun Woo dengan bantal.
"Apa kau manusia? Apa kau seorang pria? Kau bahkan lebih buruk daripada binatang! Aku juga wanita!" Jerit Soon Geum. Gun Woo berusaha menjelaskan, namun Soon Geum tak memberinya kesempatan bicara.
"Sejak aku menjadi pembantu di keluargamu. Apa kau pikir aku perempuan gampangan? Hanya karena aku bekerja untuk keluargamu, jangan menganggapku sebagai hartamu! Aku sudah lama disini. Jadi sekarang, aku bahkan harus mengunci pintu untuk tidur nyenyak!"
Soon Geum terus-terusan memukuli Gun Woo. Gun Woo mulai kesal. Ia mencengkram ke dua tangan Soon Geum. Ia berkata mengkhawatirkan Soon Geum yang tengah demam dan tadi ia melihat Soon Geum tak memakai selimut. Setelah itu Gun Woo keluar dengan memegangi pipinya yang sakit.
Begitu
Gun Woo pergi, Soon Geum langsung menendang pintu kamarnya dengan
keras. Di luar Gun Woo hanya memejamkan mata sambil memegangi pipinya.
Soon Geum mengganti roknya dengan celana. Ia kembali tidur, namun bangun
lagi untuk mengecek pintu kamarnya. Tanpa sengaja ia menginjak obat
yang tadi dibawa Gun Woo. Soon Geum mengambil obat itu dan hanya
memandanginya. Akhirnya ia tahu Gun Woo tak berbohong.
Gun
Woo masuk ke kamarnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur.
Gun Woo syok dengan tuduhan Soon Geum. Di mata Soon Geum citra dirinya
sudah buruk.
Boon
Ja mulai curiga jika suaminya dan Hyun Joo ada affair. Ia menduga-duga
cincin mutiara yang ia temukan adalah milik Hyun Joo dari Tuan Jang. Ia
memanas-manasi Nyonya Jang. Tak dapat menahan diri, pagi-pagi Boon Ja
mengajak Nyonya Jang pulang.
Tuan
Hwang masuk ke arena kolam renang. Disana Nyonya Kang tengah berenang
sendirian. Tuan Hwang menghadang Nyonya Kang dan tiba-tiba menciumnya.
Nyonya Kang marah dan langsung menampar Tuan Hwang.
"Aku istri dari Presiden Kang Tae Weon. Apa kau gila!"
"Sejak pertama kali aku datang ke 1st Street. Kau sudah memiliki hatiku. Maafkan aku," ucap Tuan Hwang. Nyonya Kang diam saja. Ia pergi tanpa menanggapi ucapan Tuan Hwang.
Kedua
Madam Jang masuk ke rumah untuk menggerebek Tuan Jang dan Hyun Joo.
Boon Ja mendobrak kamar Hyun Joo. Nyonya Jang kebagian tugas memeriksa
kamar suaminya. Di kamar Hyun Joo, Boon Ja menemukan Hyun Joo tidur
dengan kedua anaknya, sedangkan Tuan Jang tidur sendirian di kamarnya.
Kedua Madam tersenyum lega.
Hyun
Joo meminta maaf karena anak-anaknya ada disana. Ia beralasan anaknya
sedang berulang tahun. Boon Ja tak marah. Ia hanya meminta Hyun Joo tak
memanggilnya Madam kedua. Boon Ja menyinggung masalah Nyonya Kang.
"Apa kau pernah satu kelas dengannya saat SMU?" tanya Boon Ja penasaran.
"Madam Trophy?" tanya Hyun Joo heran.
"Apa
kau ingat Seo Yun Ju? Mata, hidung, bibir dan rahangnya sudah mengalami
beberapa pekerjaan besar, kan?" komentar Boon Ja karena Hyun Joo sampai
tak mengenali teman SMU-nya.
"Madam Trophy adalah Seo Yun Ju?" tanya Hyun Joo.
"Dengan begitu banyaknya operasi plastik, siapa yang akan mengenalinya," seru Boon Ja.
Hyun Joo hanya terperangah dan masih tak percaya.
Pagi-pagi
Gun Woo sudah diganggu oleh San. Gun Woo terbangun ketika San
menembakinya dengan pistol air. Gun Woo berteriak memanggil Soon Geum.
San lagi-lagi menembakan pistol air ke wajahnya. Gun Woo kesal. Ia
menatap San dengan pandangan sebal. San menembaknya lagi. Gun Woo
pura-pura mati. San mendekat. Gun Woo meraih San ke dalam pangkuannya.
Ia mendelik pada San dan tiba-tiba tertawa. San yang mulanya takut ikut
tertawa. Gun Woo mengajak San bermain.
Dari bawah Soon Geum mendengar tawa San dan Gun Woo. Gun Woo menggendong San turun. Soon Geum tersenyum melihat keakraban mereka.
Soon Geum tak bisa tinggal diam melihat Gun Woo mulai memukul San. Ia menilai Gun Woo sudah keterlaluan.
"Apa yang kau lakukan, memukul anak kecil?" seru Soon Geum marah.
Soon
Geum memeluk San untuk meredakan tangisnya. Gun Woo menyalahkan Soon
Geum atas kenakalan San. Soon Geum membela San. Ia berkata San hanya
ingin bermain bersama Joo Won karena sepanjang hari teman San hanya
dirinya. Soon Geum berteriak apa itu salah. Gun Woo malah semakin kesal.
Ia kembali menyinggung Soon Geum yang selalu menjadikan San sebagai
alasan. Soon Geum langsung naik pitam. Ia menjerit keras pada Gun Woo.
Gun Woo sampai terperangah menatap Soon Geum.
Joo Won yang basah kuyup berpamitan pulang. Gun Woo dan Soon Geum masih saja meneruskan pertengkaran mereka. Soon Geum menyuruh San masuk ke kamarnya. Soon Geum ingin menunda perdebatan setelah mereka sarapan. Gun Woo tak mengizinkan Soon Geum masak. Ia menyuruh Soon Geum memesan jjajangmyeon. Soon Geum menolak. Di rumah ada nasi dan kimchi. Menurutnya hanya pemborosan saja jika memesan makanan di luar.
"Untuk seseorang yang bahkan tak mempunyai selembar 1000 won, kau benar-benar bermulut besar!" sungut Soon Geum. "Aku masih punya uang. Uang bir. Kau bahkan tak membayar bunganya selama 3 tahun."
"Kau membuka dan membersihkan laci setiap hari. Kau jelas tahu ada uang disana. Salah siapa kau tak mengambilnya? Sekarang kau memperlakukanku dengan tak adil karena tak memberikan uang itu? Kau berpikir aku hanya mempunyai beberapa sen, kan?"
"Sebenarnya aku berpikiran begitu. Ketika aku mencuci bajumu, aku melihat dompetmu. Kosong," ucap Soon Geum.
Gun Woo langsung lemas. Ia hampir pingsan.
Soon Geum menawari ramen ketimbang Gun Woo memesan jjajangmyeon. Gun Woo yang ketahuan jatuh miskin duduk di anak tangga dengan lemas. Soon Geum berkata sebenarnya ia tak sengaja membuka dompet Gun Woo. Hanya saja dompet Gun Woo sangat tipis sehingga membuat Soon Geum penasaran. Gun Woo diam saja. Soon Geum mendekat. Ia menepuk bahu Gun Woo.
"Bergembiralah," hiburnya.
Gun Woo memandangi Soon Geum dengan jengah. Ia meminta Soon Geum menunjukkan isi dompetnya.
"Jika aku membiarkan kau melihat isi dompetku, apa itu adil?" tanya Soon Geum.
"Kau juga terlihat tak memiliki apapun," balas Gun Woo.
Soon Geum tersenyum. "Kita sama. Kita sangat mirip, kita berdua."
"Karena kita mirip, kau sangat menyukai itu?" tanya Gun Woo.
Soon Geum tersipu malu.
"Suka. Suka apa?" gumam Gun Woo sambil naik ke atas.
Soon Geum memberi makan Myeong Yong. Setelah itu ia memeriksa kotak surat. Young Hee keluar dari rumahnya. Soon Geum melihat Young Hee dengan tersenyum malu-malu. Ia mengingat tindakan heroik Young Hee ketika menggendongnya kemarin malam. Young Hee naik ke mobilnya. Ia melewati Soon Geum dan berhenti untuk menyapanya. Soon Geum kembali tersipu malu dan bertingkah aneh dengan memainkan kakinya.
"Mengapa kau tiba-tiba seperti ini? Ini tak sepertimu, Ahjumma!" tanya Young Hee heran.
"Penampilanku...bagaimana kau menilainya?"
Young Hee makin bingung.
"Beberapa orang berpikir aku terlihat lusuh. Apa aku benar-benar terlihat lusuh?"
Young Hee bertanya siapa orang yang mengatakannya. Soon Geum menunjuk ke dalam rumah.
"Kau ingin mendengar kebohongan atau kau menginginkan kebenaran?" tanya Young Hee.
"Kebohongan," jawab Soon Geum cepat.
"Kau terlihat seperti orang pelit."
Soon Geum langsung cemberut. "Lalu, apa kebenarannya?"
"Aku tak bisa menjelaskannya dengan kata-kata," sahut Young Hee. Ia malah menyuruh Soon Geum pergi ke depan cermin dan menghitung berapa banyak uangnya. Soon Geum makin cemberut. Young Hee tertawa karena Soon Geum mempercayai ucapannya. Young Hee bersiap pergi. Ia bergumam sendiri.
"Sepertinya dia sangat menyukai ahjumma ini."
Young Hee pergi membeli panci untuk Da Kyum. Ia meminta panci yang kuat, yang tak mudah penyok jika terjatuh.
Young
Hee mendatangi kantor agen properti. Soon Geum juga ada disana guna
mengurusi masalah kontrak jual beli apartemen. Ternyata Young Hee
pemilik perusahaan itu. Ia juga membelikan pegawainya panci. Young Hee
langsung mengenali Soon Geum. Ia heran Soon Geum bisa ada disana.
Pegawainya memberitahu jika Soon Geum baru saja membeli salah satu
bangunan apartemennya dengan membawa uang tunai setengah milyar. Young
Hee terkejut. Ia tak percaya Soon Geum punya uang sebanyak itu.
Soon
Geum menoleh ke arahnya. Reflek Young Hee menutupi wajahnya dengan
panci. Soon Geum yang tak mengenali Young Hee tersenyum melihat ulahnya.
Karena penasaran Young Hee memutuskan untuk membuntuti Soon Geum. Soon Geum berjalan kaki menuju rumah Shin Ah. Young Hee bersembunyi di belakang sebuah mobil. Soon Geum memanggil Shin Ah dari bawah. Shin Ah muncul dari atas balkon. Soon Geum tak mau naik karena ia harus cepat kembali. Soon Geum membelikan Shin Ah sebungkus daging. Ia meninggalkannya di bawah. Shin Ah berteriak Soon Geum membelikannya babi atau ayam. Soon Geum yang sudah melangkah pergi hanya tersenyum. Ia membeli daging sapi. Young Hee segera menyembunyikan wajahnya ketika Soon Geum lewat.
Young Hee memberikan seperangkat panci yang baru di belinya pada Da Kyum. Da Kyum heran melihat begitu banyak panci yang dibeli Young Hee.
"Aku akan menyimpannya sementara sampai kau menikah," ucap Young Hee sambil menerawang. Ia masih memikirkan Soon Geum.
"Kau ingin aku menikah secepatnya?" tanya Da Kyum tak senang.
"Wanita seperti apa Soon Geum?" tanya Young Hee tiba-tiba.
Da Kyum kembali terbakar cemburu.
Tuan Kang memandangi tiket lotrenya di ruang kerjanya. Ia menemukan nomor telepon di balik lotre itu. Tuan Kang iseng menelepon nomor itu yang tersambung ke ponsel nenek Choon Jak. Nenek Choon Jak bekerja sebagai cleaning service di sebuah departement store. Nenek mengenali nomor telepon itu dan langsung memutuskan sambungan telepon.
Gun Woo masuk ke ruang kerja ayahnya dan mengajaknya makan malam. Tuan Kang menyelipkan tiket lotre di laci mejanya.
Joo Won memberitahu Tuan Hwang bahwa Gun Woo sebenarnya bukan ayah biologis dari San. Sekarang ada 2 orang anak di keluarga Kang. Seluruh penghuni 1st Street tahu berita itu. Hanya Nyonya Kang saja yang belum tahu.
Tuan Kang tahu Gun Woo meminjam uang di bank. Ia menyuruh Sekretaris Nam menyelidikinya dengan merahasiakannya dari Gun Woo. Ia juga memintanya tak membantu Gun Woo jika ia menemui masalah.
Tak punya uang, Gun Woo berangkat kerja pagi-pagi dengan berjalan kaki. Ia tersenyum lega saat ruang meeting masih sepi. Gun Woo orang pertama yang datang. Jadi ia tak perlu membayar denda keterlambatan. Gun Woo tersenyum senang (Gun Woo neh kelakuannya gak berubah sama sekali. Tetap apa adanya Gun Woo tanpa berusaha buat jadi sok keren atau sok ganteng).
Gun Woo mengamati indeks saham. Ia tersenyum senang karena harga saham-saham miliknya mengalami kenaikan. Di sebelahnya Young Hee tampak termenung. Gun Woo mengira harga saham Young Hee turun.
Da
Kyum cs pergi ke supermarket untuk mengambil uang dari undian lotre
yang mereka menangkan. Soo Jung menukarkan lotre itu dengan
sembunyi-sembunyi. Hyun Joo mencibir sikap Soo Jung yang berlebihan
padahal mereka hanya memenangkan uang 50.000 won.
Soon Geum pergi ke departement store guna mengambil pesanan baju Nyonya Kang. Ia pergi dengan ditemani oleh driver. Soon Geum masuk ke departement store. Tanpa sengaja ia melewati nenek Choon Jak yang tengah membersihkan tong sampah. Soon Geum tak sempat melihat nenek. Malahan driver yang melihatnya. Ia segera menghubungi Gun Woo untuk memberitahu keberadaan nenek.
Gun
Woo yang tengah duduk di kantornya terlonjak kaget saat driver
menghubunginya. Ia bergegas pergi menyusulnya kesana. Di luar Gun Woo
baru sadar ia tak punya kendaraan. Keberuntungan berpihak padanya saat
Sekretaris Nam muncul memarkirkan mobil ayahnya. Gun Woo meminjam mobil
itu dan segera meluncur pergi.
Soon
Geum masuk ke butik langganan Nyonya Kang. Ia disambut oleh seorang
SPG. Soon Geum disuruh menunggu selama 30 menit selagi pesanan baju
Nyonya Kang dipersiapkan.
Driver
kehilangan jejak nenek Choon Jak. Ia mulai mencari-cari keberadaan
nenek. Sementara itu nenek tampak kelelahan. Ia mengistirahatkan tubuh
tuanya sejenak dengan duduk di anak tangga.
Tuan Hwang tengah berkebun. Ia melihat Young Hee memandangi rumah keluarga Kang. Young Hee menoleh pada Tuan Hwang. Lalu mendekat.
"Ahjussi,
boleh aku bertanya sesuatu? Orang yang membeli rumah seharga 1,5
Milyar, bisakah seorang pembantu?" tanya Young Hee sambil mencabuti
tanaman selada milik Tuan Hwang dan mencabik-cabiknya. Tuan Hwang
stress melihat kelakuan Young Hee.
"Apa kau gila? Kau membingungkan aku."
"Orang itu tidak normal, kan?" gumam Young Hee.
"Itu bukan rumput liar," seru Tuan Hwang kesal. Ia mengusir Young Hee dan mendorongnya sampai terjatuh.
Sambil
menunggu waktu, Soon Geum mencoba make-up gratis disana. Soon Geum
mulai di dandani dan dipasangi rambut palsu. Setelah selesai, Soon Geum
terkejut melihat perubahan dirinya. Ia menjadi sosok gadis yang cantik
(make-up artist di Korea emang paling pinter banget deh merubah
penampilan orang. Sung Yoo Ri cantik banget). Soon Geum tersenyum puas.
Tak jauh darinya, ia melihat Da Kyum cs tengah melihat-lihat make-up. Soon Geum hendak memanggil mereka, namun SPG yang tengah mendadaninya menyuruhnya jangan bergerak. Soon Geum nurut.
Selesai
didandani, Soon Geum melihat-lihat pakaian yang tergantung disana. Ia
tertarik pada sebuah blazer putih. Saat melihat harga blazer itu, Soon
Geum terbelalak kaget, 10 juta won. Seorang SPG menghampirinya. Ia
menawari Soon Geum untuk mencoba baju itu. Soon Geum tampak ragu.
Sementara itu, Da Kyum cs tengah memilih-milih baju sale.Gun Woo sampai di departement store. Ia bergegas mencari keberadaan nenek Choon Jak. Gun Woo mencari-cari ditengah keramaian. Gun Woo bertemu dengan driver. Driver malah bilang ia juga tak yakin yang dilihatnya tadi nenek Choon Jak atau bukan. Gun Woo memakluminya. Nenek Choon Jak turun dari eskalator. Ia melihat Gun Woo, tapi malah langsung bersembunyi. Ia tak mau Gun Woo menemukannya.
Gun Woo masih penasaran. Ia melihat petugas Cleaning Service yang mirip nenek dan segera menghampirinya. Namun Gun Woo salah orang. Di sebelah petugas CS itu, Soon Geum tengah berdiri di depan cermin sambil mengagumi baju 10 juta won yang dipakainya.
Dengan
penampilan Soon Geum yang berbeda, Gun Woo sama sekali tak
mengenalinya. Soon Geum yang melihat Gun Woo reflek memanggilnya.
"Maaf..." seru Soon Geum.
Gun Woo berbalik. "Kau berbicara denganku?"
Soon Geum bingung. Gun Woo benar-benar tak mengenalinya.
SPG
datang menyebutkan total tagihan baju yang dipakai Soon Geum mencapai
18 juta won. Soon Geum langsung lemas seketika. Gun Woo spontan
menangkap tubuh Soon Geum.
"Kau baik-baik saja?" tanya Gun Woo.
Wajah
Soon Geum pias. Ia tak mampu menjawab pertanyaan Gun Woo. Dipikirannya
malah teringat perkataan Gun Woo yang mengatainya lusuh.
"Aku akan membayarnya," ucap Soon Geum lirih. Lalu ia mengeluarkan ATM-nya dan menyerahkannya pada SPG.
"Kau akan pergi begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih?" tanya Gun Woo.
Soon Geum yang masih linglung hanya menganggukan kepala. Gun Woo tersenyum lalu pergi.
Soon Geum kembali menatap dirinya di cermin. Ia tak percaya dirinya bisa berubah total hanya karena make-up dan baju mahal. Sampai-sampai Gun Woo tak mengenalinya.
"Wanita ini benar-benar tak buruk?" tanyanya pada SPG. Soon Geum tersenyum senang. "Soon Geum, kau sungguh beruntung."
Gun Woo kembali. Ia merasa Soon Geum mengenalnya. Soon Geum panik. Ia berkata tak mengenal Gun Woo.
"Dimana kita pernah bertemu sebelumnya?" pancing Gun Woo.
"Kita tak pernah bertemu," jawab Soon Geum.
"Dulu kita pernah minum kopi bersama, kan?" Gun Woo tak menyerah.
"Tidak pernah."
"Ayo kita minum kopi bersama hari ini," ajak Gun Woo.
"Tak perlu," tolak Soon Geum.
Gun Woo terus memaksa. Ia memperlihatkan 2 buah kupon gratis minum kopi. Soon Geum jadi teringat masa lalu mereka saat dirinya mentraktir Gun Woo minum kopi dari kupon gratis juga. Soon Geum tersenyum dan akhirnya menerima ajakan Gun Woo.
Gun
Woo berjalan sambil mengobrol dengan Soon Geum. Ia heran wanita muda
seperti Soon Geum shopping sendirian di Mall. Ia bertanya apa pekerjaan
Soon Geum. Soon Geum menjawab jujur jika ia melakukan pekerjaan rumah
tangga. Gun Woo tentu saja tak percaya.
"Jika kau melakukan pekerjaan rumah tangga, mengapa kau membeli pakaian mahal?"
"Seseorang yang melakukan pekerjaan rumah tangga apa dilarang memakai pakaian mahal?" tanya Soon Geum balik.
"Tidak ketika kau sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga," jawab Gun Woo.
"Nanti aku juga akan membeli pakaian yang lebih mahal dan tak akan memakainya," ucap Soon Geum.
"Jangan seperti itu. Pakai itu ketika kau akan bertemu denganku," tandas Gun Woo. Kemudian ia berkata lagi "Jangan membelinya. Kau sudah sangat cantik."
Soon Geum tersenyum senang.
Mereka berhenti di pintu lift. Pintu lift terbuka. Da Kyum cs ada di dalam lift. Gun Woo dan Soon Geum sama-sama terkejut. Soon Geum berusaha menyembunyikan wajahnya. Ia takut teman-temannya mengenalinya. Soo Jung mempersilahkan mereka masuk. Mau tak mau mereka masuk.
"Jika kau melakukan pekerjaan rumah tangga, mengapa kau membeli pakaian mahal?"
"Seseorang yang melakukan pekerjaan rumah tangga apa dilarang memakai pakaian mahal?" tanya Soon Geum balik.
"Tidak ketika kau sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga," jawab Gun Woo.
"Nanti aku juga akan membeli pakaian yang lebih mahal dan tak akan memakainya," ucap Soon Geum.
"Jangan seperti itu. Pakai itu ketika kau akan bertemu denganku," tandas Gun Woo. Kemudian ia berkata lagi "Jangan membelinya. Kau sudah sangat cantik."
Soon Geum tersenyum senang.
Mereka berhenti di pintu lift. Pintu lift terbuka. Da Kyum cs ada di dalam lift. Gun Woo dan Soon Geum sama-sama terkejut. Soon Geum berusaha menyembunyikan wajahnya. Ia takut teman-temannya mengenalinya. Soo Jung mempersilahkan mereka masuk. Mau tak mau mereka masuk.
Pintu
lift tertutup. Tak ada yang mengenali Soon Geum. Hyun Joo malah mengira
Soon Geum pacar Gun Woo. Gun Woo mengiyakan saja pertanyaan Hyun Joo.
Soo Jung ikut mengomentari pacar Gun Woo yang dinilainya sangat cantik
dan bermata besar. Da Kyum memandangi sepatu Soon Geum. Ia merasa
mengenali sepatu itu. Soon Geum semakin jengah. Ia menutupi wajahnya
terus.
"Ahjumma tak pergi bersama kalian?" Gun Woo baru sadar Soon Geum tak bersama Da Kyum cs.
"Soon Geum ada keperluan lain," jawab Hyun Joo.
"Kenapa, kau merindukannya?" tanya Soo Jung.
Gun Woo langsung menyangkal.
"Ahjumma tak pergi bersama kalian?" Gun Woo baru sadar Soon Geum tak bersama Da Kyum cs.
"Soon Geum ada keperluan lain," jawab Hyun Joo.
"Kenapa, kau merindukannya?" tanya Soo Jung.
Gun Woo langsung menyangkal.
Hyun
Joo kembali berkomentar. "Kalian pasangan yang serasi. Dia tuan muda
dari keluarga kaya, bagaimana bisa seorang ahjumma serasi dengannya?
Standar kita berbeda." sindirnya.
"Kenapa tak bisa menjadi pasangan
serasi?" seru Soon Geum tiba-tiba. "Bukankah kita semua manusia? Apa
seorang ahjumma bukan wanita?"Da Kyum cs terbelalak mendengar ucapan Soon Geum yang tanpa diduga.
"Suaranya seperti unnie Soon Geum," celetuk Thu.
Soon Geum syok. Ia takut ketahuan.
"Tidak sama sekali. Perbedaan diantara mereka seperti langit dan bumi. Ahjumma kami malas, keras kepala, tebal muka. Memasak makanan untuk anak agar dia sendiri bisa makan enak. Setiap kali dia membuka mulutnya, dia selalu membuat masalah. Dia tak berotak. Dibandingkan dengan mantan pembantu yang dulu, keadaan rumah sekarang sangat kacau." sungut Gun Woo panjang lebar.
Da Kyum cs terperangah mendengar ocehan Gun Woo. Mereka tak terima teman mereka dihina seperti itu. Soon Geum menahan diri.
Da Kyum cs keluar lift. Thu berkomentar jika pacar Gun Woo sangat cantik. Da Kyum masih penasaran. Ia berkata jika gadis itu mirip dengan Soon Geum. Hyun Joo menanggapi dilihat dari make-up dan pakaiannya saja sudah berbeda.
"Aku tidak malas, tidak keras kepala atau bermuka tebal. Aku tak menggunakan anak-anak sebagai alasan. Sebaliknya, aku menyukai mereka dengan sepenuh hati. Aku sangat paham tentang apa yang harus dikatakan atau tidak dikatakan. Aku tak berotak kosong. Aku melakukan semua pekerjaan rumah tangga dengan baik. Apa ada yang salah denganku?" Soon Geum menoleh pada Gun Woo.
Gun Woo langsung pias.
"Namamu," tanya Gun Woo lirih.
"Shin Ah. Yoon Shin Ah," jawab Soon Geum sambil melirik pada Gun Woo dan tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar